-->
main | sidebar

_-SwEet 17 th-_


_-WELCOME_***

Pages

  • Beranda
  • facebook

About Me

Unknown
Lihat profil lengkapku

Entri Populer

  • Trend Fashion Hijab 2014
        “BERHIJAB” berhijab telah diwajibkan untuk wanita muslim untuk menutup aurat,,, agar tetap tampil cantik,,, hijab sekarang tela...
  • profil zay malik
    BIODATA ZAYN MALIK ( ONE_DIRECTION ) Nama asli : Zayn Jawaad Malik Tanggal lahir : 12 Januari 1993 Lahir di : West Lane, Bradfo...
  • "Tipe-Tipe Cowok" :?????????
    “PILIH-PILIH” Buat para wanita-wanita hebat di muka bumi ini, tentunya memiliki type tersendiri dalam memilih pasangan. Sedangkan ti...
  • Cerita Lucu
    **Lucu pke ”BGT”** Sebelum baca ini.. Siapin diri dulu yea buat ketawa,,, Klw baca ini di jamin deh,, insyaallah ketawa !! yeah ...
  • _-**GARIS CINTA CHERLY_-**
    30 September 2013 Suara ketukan pintu itu seakan membangunkanku dari mimpi. Suara lembut nan damai terungkap dari kasih sayang seor...
  • **_-AKU BENCI AYAH-_** :-/
    09 September 2013 Aku anak pertama dari dua bersaudara yang keduanya adalah perempuan. Aku  sekarang berumur 21 tahun dan Lani adikku ...
  • Cerpen Sedih :(
    Selasa, 22-10-2013 **-_SEDIH_ ** :(   S iang hari... yang begitu sangat panasnya.           Disaat tubuh mengeluarkan ...
  • Pelajar Masa Kini !
    -“Kelakuan Pelajar ”-           Haiiii….!!!! Salam kenal aza yea,,, kali ini saya mw posting tentang “Pelajar Masa kini”… ...
  • #CINTA TAK BERPIHAK PADA KAMI_**!!!
    11 February 2014          Kami adalah keluarga yang terdiri dari seorang nenek, aku, dua adikku dan ketiga anakku, beserta cucu-...
  • Cerpen-My Story
    Rabu, 23-10-2013 **PENANTIANKU-_** :( L angit cerah....           Ditutupi oleh awan-awan mendung membuat dunia Terlihat gelap ...
Diberdayakan oleh Blogger.
  • Beranda

Kamis, 20 Maret 2014

_-**GARIS CINTA CHERLY_-**

Diposting oleh Unknown di 19.14



30 September 2013
Suara ketukan pintu itu seakan membangunkanku dari mimpi. Suara lembut nan damai terungkap dari kasih sayang seorang ibu.

“Cherly….. bangun nak. Sudah jam berapa ini kamu masih tidur. Bisa kesiangan kamu nanti,” teriakan lembut dari ibu.
Seakan masih setengah sadar aku mengingat mimpi apa yang semalaman terjadi. Hmmm nampaknya hanya mimpi bertemu dengan seorang yang masih samar untuk calon pangeranku kelak.

Pagi yang sejuk dengan sepotong roti gandum dan susu cokelat yang hangat, memberikan semangat bagiku untuk melalui hari ini penuh dengan keceriaan. Layaknya buah strawbery yang menyimpan rasa asam dan manis namun ia selalu memberiakan suatu warna keceriaan.

Waktu sudah menunjukan pukul tujuh tiga puluh pagi, kali ini aku mengawali hari dengan busana serba merah mudah, jangan panggil aku Cherly kalau tidak bisa menghadirkan kecerian di setiap harinya.

Macetnya kota Jakarta seakan menjadi sarapan pagiku, aku laju mobil dengan semboyan “Alon-alon asal kelakon”, yups tak perlu terburu-buru yang penting aku bisa sampai dengan selamat sampai tujuan.

Sesampainya di kantor, nampaknya aku harus menutup telinga dengan sepasang headset karena ledakan bom hirosima alias suara si bos, yang akan membuat kupingku sedikit pengang. Maklum saja ini sudah ketiga kalinya aku datang telat.

“ Cherly………… Sudah jam berapa ini,” teriak bos.

Berpura-pura melepas headsetku, aku jawab dengan santainya.

“Aduh bos jam berapa ya? Masih jam tujuhkan,” jawab aku.
“Cherly… ini sudah jam 10 tahu, kenapa kamu telat,” balas bos ku.

“Opsss bos maaf, ternyata jamku ngaco, kupikir masih jam tujuh, “ kata aku sembari terburu ingin ke toilet.

Aku yang tengah berada di toilet, mendengar suatu rintihan kesedihan dari dalam bilik. Sepertinya aku mengetahui suara tersebut, aku pun sengaja tidak beranjak dari ruang toilet tersebut untuk melihat siapa orang yang tengah bersedih itu. Ternyata orang yang berada dalam bilik toilet itu adalah Popy. Ya dia partner kerjaku dan sekaligus teman yang terbilang penuh keceriaan pula.

Entah ada apa Popy terlihat begitu bersedih, saat aku sapa dirinya seakan dia menghindar dari hadapan aku. Popy masih terlihat sedih, aku pun langsung memberikan sepotong cokelat untuknya. Kata orang sih cokelat bagus untuk mengembalikan mood kita.

Namun sepertinya cokelat yang aku berikan ke dia tidak memberikan reaksi baik. Justru malah sesuatu tengah terjadi kepada Popy. Aku dapati dirinya, berada di tempat tangga darurat sambil menangis-nangis.

Pikiran buruk pun menyelimuti di otakku, melihat Popy seperti orang yang sangat frustasi. Aku takutkan kala itu dirinya  nekat bunuh diri, di tempat itu. Dengan memberanikan diri aku, langsung menghampirinya.

“Popy, kamu kenapa darling. Ngapain kamu di tempat seperti ini sembari menangis-nangis,” ucapku.
Aku pikir Popy akan meminta aku untuk menjahuinya, dan ternyata tidak. Justru langsung memeluk erat tubuhku sembari ia mengungkapkan kesedihannya.

“Aku benci dengan bajingan itu, aku benci dia. Kenapa dia harus ada di hidupku. Kini aku mengandung janin anaknya dan entah apa yang harus aku lakukan. Bajingan itu tidak terima bahwa dialah ayah dari anak ini, ” jerit Popy kepadaku.
Mendengar seperti itu, aku pun tertegun melihat mata Popy. Kesopanan dan keluguannya seakan membuat air mata ini mengalir secara perlahan.

“Siapa yang menghamili kamu Pop, Jery kah orangnya?,” tanya aku.

Popy pun menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi pada dirinya. Yang mana kala itu dirinya ternoda akibat rayuan gombal Jery, padahal Popy pun menolak untuk tidak melakukannya. Namun karena Jery berjanji akan melamar Popy secepatnya, hingga akhirnya Popy pun merelakan kembangnya kepada Jery, meskipun dosa sudah ia torehkan.

Popy yang dinyatakan positif mengandung anak Jery, ternyata kabar tersebut tidak disambut baik oleh Jery. Justru kini Jery kabur ke luar negeri, dan dirinya mengatakan dengan keji kalau janin yang dikandung oleh Popy bukanlah anaknya.
Popy merasa hampir frustasi dengan keadaanya, sempat kepikiran bahwa Popy akan nekat gantung diri atas keadaanya sekarang. Popy masih merahasiakan ini dari keluarganya yang berada di Bandung, ia takut jika nanti menjatuhkan nama baik keluarganya.

Aku mencoba untuk meredam emosinya dan memberikan solusi terbaik bagi Popy, hingga aku pun berdoa dalam lamunanku agar Tuhan segera memberikan dan memaafkan segala dosanya.

Tanpa disadari, Rey yang juga merupakan teman kantor aku dan Popy mendengar curhatanku saat aku di tangga darurat. Dengan cepatnya Rey menarik tanganku, dan memintaku untuk menjelaskan apa yang telah terjadi pada Popy.
Aku sulit untuk menjelaskannya kepada Rey, namun apa daya sepertinya Rey sudah mendengar apa semua yang telah terjadi. Rey seperti sangat kecewa sekali dengan kabar tersebut, dan siapa mengira bahwa Rey ternyata menyimpan rasa kepada Popy.

“Cher, jujur selama ini aku menyimpan rasa hati pada Popy. Segala bentuk perhatian meskipun tak terbalas oleh Popy tidak mengendurkan rasa cinta ini kepadanya. Mungkin cinta saat sudah tak mengenal apa dan siapa dan bagaimana terhadap orang sudah kita cinta. Namun Popy lebih memilih sosok Jery yang mungkin tidak pantas untuknya,” ucap Rey.
Rey yang langsung menggenggam tanganku, ia meminta kepadaku agar sampaikan salam cintanya untuk Popy. Mendegar ucapan itu, angin segar nampaknya akan kubawa untuk Popy dan calon anaknya.

“Rey, aku akan membantu kamu untuk menyampaikan perasaan hatimu kepada Popy. Namun apakah kamu bersedia dengan keadaan Popy sekarang ini. Jika kamu bersedia, aku harap kamu bisa menjaganya dengan baik-baik serta membawanya dalam kehidupan baru tanpa  harus mengungkit suatu hal yang pernah terjadi antara Popy dan Jery,” pesanku kepada Rey.

Dengan lantang, Rey pun menyatakan kesiapannya untuk membawa kehidupan baru kepada Popy dan menjadi ayah dari anak yang dikandung Popy. Aku pun langsung mencoba mendekatkan keduanya secara perlahan.

Hingga pada akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu itu pun tiba. Popy terlihat anggun dengan kebaya berwarna putih dengan sanggul indah yang dihiasi bunga-bunga. Dan Rey pun terihat dengan gagah layaknya seorang pahlawan cinta yang rela berkorban kepada orang yang ia cinta.

Dibalik kebahagian yang dialami oleh Popy dan Rey telah menambah goresan tinta dalam buku kehidupanku. Sejenak aku berpaling dari kebahagian Popy dan Rey, aku merasakan kosong dalam keramaian.

Tertinggal kisah-kisah yang masih menyelimuti  dalam pikiranku hingga saat ini. Nampaknya Dewa Amor belum memberikan hari dimana aku bisa bersanding dengan sosok pangeran cinta.

Mungkin kebahagian yang kini dialami oleh Popy dan Rey, sempat aku alami dalam hidupku. Bahkan melebihi tentang kisah yang mereka miliki. (bersambung)
Cerita oleh:
Juno

TOP

0 komentar  

#CINTA TAK BERPIHAK PADA KAMI_**!!!

Diposting oleh Unknown di 17.24



11 February 2014

         Kami adalah keluarga yang terdiri dari seorang nenek, aku, dua adikku dan ketiga anakku, beserta cucu-cucuku, kami semua hidup dalam satu rumah yang cukup besar. Di rumah yang cukup besar itu hanya ada satu orang yang berjenis kelamin laki-laki yaitu cucuku dari anakku yang nomor dua, sementara penghuni lainnya semuanya perempuan. Namun begitu kami masih bisa hidup dengan penghasilan masing-masing. Secara materi, kehidupan keluarga kami bisa dibilang cukup meski tidak kaya.

Namun ada satu hal yang sampai saat ini tak bisa kami nikmati secara sempurna, karena dari seluruh keluarga kami yang ada, tak satupun dari kami yang memiliki suami yang bertahan cukup lama. Ibuku misalnya, ia sudah bercerai lebih dari satu kali dan dua kali ditinggal suami karena meninggal. Karenanya ibuku memilih menjanda saat usianya baru 35 tahun hingga saat ini umurnya 68 tahun.

Demikian halnya dengan kedua adikku, mereka juga sudah mengalami kegagalan dalam membina rumah tangga. Adikku yang pertama, sebut saja namanya Rina (bukan nama sebenarnya) bercerai karena suaminya tertangkap basah saat berkencan dengan perempuan lain. Sesudah bercerai ia malah diusir dari rumah yang dibelinya secara patungan bersama suaminya. Yang lebih menyakitkan orang tua suaminya malah mendukung apa yang dilakukan anaknya.

Adikku yang kedua malah lebih parah, empat kali berumah tangga, empat kali juga mengalami kegagalan, dua kali bercerai karena tak lagi sepaham, dua kali ditinggal untuk selamanya. Dan kedua adikku tersebut belum sempat dikarunia seorang anakpun, hingga kehidupan mereka sangat kering, tak bersemangat dan tak lagi memiliki motivasi apapun dalam hidup.

Sementara, aku sendiri harus rela menyandang gelar janda sampai dua kali. Dibanding ibu dan kedua adikku, nasibku masih lebih baik, karena aku tidak pernah mengalami perceraian. Kedua sumiku meninggalkan aku semata-mata karena Yang Maha Kuasa terlebih dulu memanggilnya

Suamiku yang pertama meninggal karena mengalami sakit menahun yang tak kunjung sembuh. Kehidupanku bersama suamiku yang pertama sebenarnya berjalan dengan sangat harmonis, ia begitu baik dan perhatian, sangat menghormati Istri dan sangat bertanggung jawag terhadap keluarga, hingga kami bisa memiliki rumah yang saat ini kami tempati dan tabungan yang nilainya cukup besar, juga dua orang anak-anak yang cantik. Namun sayang ia harus meninggalkan aku untuk selama-lamanya.

Demikian juga dengan suamiku yang kedua, ia juga tipe lelaki yang sangat penyabar dan bertanggung jawab. Namun nyatanya saat kehidupan indah kembali menyapaku, aku harus rela kembali kehilangan suami tercinta. Kecelakaan lalu lintas merenggut jiwanya. Sebenarnya ia masih sempat dirawat di rumah sakit selama sekitar dua bulan, berbagai upaya telah aku lakukan untuk memulihkan keadaannya yang patah kedua kaki dan tangan sehingga harus diamputasi.


Selama dua bulan itu aku merawatnya dengan baik, memberi ia semangat agar tidak frustasi dengan keadaanya yang mengenaskan. Namun biaya besar yang sudah aku keluarkan tak mampu membuatnya kembali sembuh. Saat sehari menjelang Idul Fitri, ia menghebuskan nafasnya yang terakhir. Dari suamiku yang kedua aku dikaruniai satu orang buah hati.

Kepedihan, kesakitan dan kesedihan yang menusuk hati rupanya tak cuma jadi milik aku, ibu dan adik-adikku, kedua anakku juga mengalami hal yang sama. Anakku yang pertama harus mengalami perceraian yang sangat menyakitkan. Ia ditinggal suaminya kabur saat ia tengah mengadung tiga bulan.

Sementara adiknya juga harus bercerai, karena suaminya tak pernah memberinya nafkah. Kerjanya cuma nongkrong di depan TV, berjudi dan mabuk. Sampai saat ini kedua anakku masih trauma dengan perceraian yang mereka alami, sehingga mereka masih takut untuk kembali berumah tangga. Selain itu mereka juga merasa khawatir karena melihat sejarah panjang dan kejadian-kejadian yang dialami nenek, ibu dan tante-tantenya.

Hingga saat ini aku juga masih menyimpan berjuta-juta pertanyaan tentang apa yang sebenarnya tengah terjadi di keluarga kami. Padahal seingatku, kami tak pernah melakukan perbuatan-perbuatan yang mengundang sumpah atau celaan, ocehan bahkan kutukan dari orang-orang di sekitar kami. Atau mungkin hal ini memang sudah digariskan kepada keluarga dan keturunan-keturunan kami. Mudah-mudahan Tuhan mau menyingkirkan tabir gelap kehidupan kami ini. (rn)

TOP

0 komentar  

**_-AKU BENCI AYAH-_** :-/

Diposting oleh Unknown di 17.15


09 September 2013

Aku anak pertama dari dua bersaudara yang keduanya adalah perempuan. Aku  sekarang berumur 21 tahun dan Lani adikku berumur 18 tahun.
Sebenarnya keluarga kami adalah keluarga yang cukup berbahagia jika Ayah sedang tidak kumat. Ayah dapat menjadi kawan diskusi yang baik, bahkan seringkali Ayah memasak untuk kami serumah.
Namun ada kepribadian Ayah yang menurutku aneh, Ayah tak bisa tersinggung sedikit saja, dan biasanya Ayah langsung main tampar.
Bahkan Ayah tak peduli kemarahannya bisa saja meledak sewaktu-waktu dimuka umum, misalnya di mall atau dijalan.
Ayah juga tak takut jika ada orang lain ingin membantu meleraikan kemarahan Ayah, maka orang tersebut akan dimaki-makinya pula.

     Justru Bunda yang kasihan, karena seringkali lebam-lebam mukanya akibat tamparan Ayah. Tapi Bunda terus menerus membiarkan dirinya disakiti Ayah karena menurut Bunda pernikahan itu untuk pertama dan yang terakhir.

Aku dan lani tak dapat berbuat banyak untuk membantu Bunda karena Bunda tak ingin masalah berlarut, jadi Bunda selalu mengalah dan membiarkan dirinya menjadi bulan-bulanan Ayah jika Ayah sedang marah.

Dulu, Bunda kerap mengurung kami berdua dikamar agar kami tak melihat kelakuan Ayah, bahkan beberapa kali Bunda meminta dirinya saja yang dipukul untuk menggantikan tamparan Ayah ke aku atau Lani. Dan kemudian Ayah malah menampar Bunda sekaligus kami anak-anak kandungnya.
    Ayahku memang temperamental, dan itu yang membuat aku dan Lani serta Bunda takut berbuat kesalahan.

Aku dan Lani selalu mengurung diri dikamar agar tak membuat kesalahan yang berakibat tamparan keras dipipi. Bunda juga begitu, tak ingin membuat kesalahan sedikitpun dimata Ayah agar Ayah tak meninjunya.
    Sekarang rasanya aku tak bisa membiarkan kelakuan Ayah berlarut seperti itu, hingga aku belajar sungguh-sungguh agar segera selesai sekolah kemudian mencari kerja dan menampung Bunda dan Lani untuk tinggal bersamaku saja. 

Aku sudah muak dengan kelakuan Ayah. Tapi karena secara materi kami tergantung oleh Ayah, kami mencoba bersabar dan menunggu waktu yang tepat untuk pergi meninggalkan Ayah.

Aku sungguh-sungguh muak dengan sikap Ayah, aku menginginkan mempunyai Ayah yang tak keji kepada kami keluarganya sendiri. Aku juga tak mau merawat Ayah jika Ayah sudah renta nantinya, aku benci mempunyai Ayah sadis. (pw)

TOP

0 komentar  

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Subscribe to: Postingan (Atom)

**JUMLAH PENGUNJUNG*** :)

"_-TIME_-"

"Memories" :)

"Memories"  :)

Archive

  • ▼  2014 (11)
    • ►  Mei (5)
    • ▼  Maret (3)
      • _-**GARIS CINTA CHERLY_-**
      • #CINTA TAK BERPIHAK PADA KAMI_**!!!
      • **_-AKU BENCI AYAH-_** :-/
    • ►  Februari (3)

Template by:

Free Blog Templates

Designed by SkinCorner Free Blogger Templates | Sponsored by Stylistbackgrounds | Papercraft for Kids